top of page
  • Google+ Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Facebook Social Icon
Search

Bestprofit | Drama Fed-Trump Dongkrak Emas

  • PT Bestprofit Futures Malang
  • Jul 17
  • 4 min read

Bestprofit (17/7) – Harga emas mengalami lonjakan sebesar 0,78% selama sesi perdagangan Amerika Utara, didorong oleh ketidakpastian politik di Amerika Serikat dan perkembangan geopolitik global. Salah satu pemicu utama kenaikan ini adalah pernyataan mengejutkan dari mantan Presiden AS, Donald Trump, terkait kemungkinan pemecatan Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell. Meskipun Trump kemudian membantah niat tersebut, pasar sudah bereaksi terhadap ketidakpastian yang ditimbulkan.

Kenaikan Harga Emas: Reaksi Terhadap Ketidakpastian Politik

Pada saat penulisan, XAU/USD diperdagangkan di level $3.348 per ons, setelah sempat menyentuh puncak harian $3.377. Lonjakan harga ini terjadi menyusul pemberitaan dari Bloomberg yang mengungkap bahwa Trump sempat membahas pemecatan Jerome Powell dalam sebuah pertemuan dengan anggota parlemen dari Partai Republik di Gedung Putih. Pertemuan tersebut awalnya bertujuan untuk membahas undang-undang mengenai mata uang kripto, namun perhatian pasar justru tertuju pada pernyataan politis yang tidak biasa.

Menurut laporan Bloomberg, Trump mengatakan bahwa “hampir semua” anggota parlemen yang hadir dalam pertemuan tersebut menyetujui gagasan untuk mencopot Powell dari jabatannya. Meskipun Trump kemudian melunakkan pernyataannya dengan mengatakan bahwa sangat kecil kemungkinan ia akan memecat Powell kecuali ada indikasi kecurangan, pernyataan awal sudah cukup untuk menimbulkan gejolak di pasar keuangan, termasuk pasar emas.

Pasar Emas: Aset Aman di Tengah Ketidakpastian

Emas dikenal sebagai aset safe haven, yaitu aset yang dicari oleh investor ketika kondisi pasar tidak menentu atau penuh risiko. Komentar Trump memicu kekhawatiran tentang potensi ketidakstabilan kebijakan moneter AS jika terjadi intervensi politik terhadap The Fed, yang seharusnya independen.

Ketakutan bahwa pemimpin negara dapat memengaruhi atau bahkan mengganti pimpinan bank sentral untuk tujuan politik menyebabkan para investor beralih ke aset yang lebih aman, termasuk emas. Hal ini menjelaskan mengapa harga XAU/USD melonjak tajam tak lama setelah berita tersebut mencuat.

Kunjungi juga : bestprofit futures

Inflasi Produsen AS: Turun, Tapi Masih Tinggi

Faktor lain yang memperkuat harga emas adalah rilis data Indeks Harga Produsen (IHP) di AS. Meskipun angka tersebut turun dan berada di bawah ekspektasi pasar, ia tetap berada di atas target inflasi 2% yang ditetapkan oleh The Fed. Ini menunjukkan bahwa tekanan inflasi masih menjadi perhatian utama.

Inflasi yang tinggi membuat emas menjadi pilihan menarik karena sifatnya yang tahan terhadap depresiasi nilai mata uang. Dalam kondisi inflasi yang belum sepenuhnya terkendali, emas dianggap sebagai pelindung nilai (hedge) yang efektif.

Ketegangan Geopolitik: Serangan Israel ke Suriah

Di luar ranah politik dan ekonomi domestik AS, ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga memainkan peran dalam mendongkrak harga emas. Serangan udara Israel terhadap Suriah menjadi sorotan global dan menambah sentimen risiko di pasar keuangan.

Geopolitik selalu menjadi pendorong utama harga emas. Ketika terjadi konflik, ketegangan militer, atau ketidakpastian regional, permintaan terhadap emas meningkat karena investor mencari perlindungan dari potensi dampak ekonomi dan keamanan global. Serangan terbaru ini memperkuat narasi bahwa emas adalah aset yang harus dimiliki dalam portofolio ketika dunia berada dalam situasi yang tidak stabil.

Laporan Inflasi Konsumen: Menahan Euforia Emas

Meskipun banyak faktor mendorong harga emas naik, euforia ini dibatasi oleh laporan terbaru mengenai inflasi konsumen di AS. Data menunjukkan bahwa inflasi konsumen tidak naik secepat yang dikhawatirkan, sehingga sebagian pelaku pasar menilai bahwa The Fed mungkin tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga di masa mendatang.

Tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap harga emas. Jika suku bunga tinggi, maka emas menjadi kurang menarik karena tidak memberikan imbal hasil, berbeda dengan obligasi atau instrumen keuangan lain. Sebaliknya, jika suku bunga rendah atau tetap, emas kembali menjadi favorit. Oleh karena itu, laporan inflasi ini menjadi penyeimbang terhadap kenaikan harga emas yang terlalu agresif.

Keseimbangan Sentimen: Antara Risiko Politik dan Data Ekonomi

Secara keseluruhan, pergerakan harga emas dalam beberapa hari terakhir menunjukkan adanya keseimbangan yang rumit antara sentimen risiko dan data fundamental ekonomi. Di satu sisi, komentar Trump dan ketegangan geopolitik mendorong harga emas ke atas. Di sisi lain, data ekonomi yang tidak terlalu mengejutkan membuat para investor berhati-hati dalam mendorong harga melewati level psikologis $3.400 per ons.

Fakta bahwa harga tertinggi harian berada di $3.377, namun berakhir di bawahnya, mencerminkan adanya tekanan jual ketika harga mendekati level resistance yang kuat. Ini bisa menjadi sinyal bahwa pasar masih menunggu konfirmasi lebih lanjut sebelum melanjutkan tren naik lebih jauh.

Outlook Jangka Pendek: Ketidakpastian Masih Menghantui

Dalam jangka pendek, pasar emas kemungkinan masih akan bergerak dalam kisaran yang sensitif terhadap berita-berita politik dan ekonomi. Kekuatan dolar AS, kebijakan The Fed, data inflasi, serta dinamika geopolitik akan terus menjadi katalis utama.

Investor dan analis perlu mencermati perkembangan selanjutnya, terutama apakah komentar Trump akan menimbulkan dampak jangka panjang terhadap persepsi independensi The Fed. Selain itu, ketegangan antara Israel dan negara-negara di Timur Tengah juga patut dipantau, karena potensi eskalasi bisa menjadi dorongan tambahan bagi harga emas.

Kesimpulan: Emas Tetap Jadi Pilihan Saat Dunia Tak Pasti

Kenaikan harga emas sebesar 0,78% mencerminkan bagaimana pasar global merespons ketidakpastian dengan mencari perlindungan di aset yang stabil. Meskipun Trump telah membantah niat memecat Jerome Powell, fakta bahwa isu ini sempat dibahas di level tertinggi pemerintahan sudah cukup untuk menimbulkan kegelisahan pasar.

Di tengah data ekonomi yang beragam dan geopolitik yang memanas, emas terus menunjukkan perannya sebagai aset strategis. Selama ketidakpastian masih membayangi arah kebijakan moneter AS dan situasi global tetap rapuh, logam mulia ini kemungkinan akan tetap menjadi bintang dalam portofolio investor global.

 

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

 
 
 

Comments


  • Grey Google+ Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey Facebook Icon

© 2023 by Talking Business.  Proudly created with Wix.com

bottom of page