top of page
  • Google+ Social Icon
  • Twitter Social Icon
  • LinkedIn Social Icon
  • Facebook Social Icon
Search

Bestprofit | Emas Menguat Berkat Lonjakan Permintaan

  • PT Bestprofit Futures Malang
  • 2 hours ago
  • 4 min read

Bestprofit (20/11) – Emas kembali mencuri perhatian pelaku pasar saat sesi perdagangan Asia dibuka, dengan kenaikan sebesar 0,6% menuju level US$ 4.102,58 per ons. Penguatan ini tak lepas dari optimisme akan pertumbuhan permintaan investasi emas, yang didorong oleh arus institusional dan tren jangka panjang di sektor komoditas. Menurut laporan riset dari TD Securities, terdapat peningkatan signifikan dalam pengajuan Form 13F — dokumen regulasi di Amerika Serikat yang mencatat kepemilikan institusi besar seperti hedge fund dan dana pensiun — untuk ETF emas fisik terbesar.

ree

Analisis TD Securities: Lebih Banyak Institusi Masuk ke Emas

Daniel Ghali, ahli strategi komoditas senior di TD Securities, menyoroti dalam laporannya bahwa jumlah perusahaan institusional yang membeli emas melalui ETF fisik meningkat. Hal ini terlihat dari data 13F filings, yang menunjukkan lebih banyak entitas besar menambah posisi di ETF yang didukung emas batangan.

Analisis semacam ini sangat penting karena Form 13F hanya wajib diisi oleh manajer aset institusional yang mengelola aset lebih dari US$ 100 juta. Jadi, peningkatan pada pengajuan 13F yang terkait ETF emas fisik mencerminkan ketertarikan serius dari manajer dana besar terhadap logam mulia sebagai alokasi portofolio strategis. Wikipedia+1

Menurut Ghali, ini bukan sekadar aksi spekulatif jangka pendek. Sebaliknya, pola ini menunjukkan semakin banyak institusi yang memasang pandangan jangka menengah hingga panjang terhadap emas sebagai lindung nilai atau diversifikasi aset.

Sentimen Bullish di Kalangan Institusi

Data dari 13F juga memperkuat konsensus pasar bahwa pandangan terhadap emas semakin bullish di kalangan institusi. Menurut Ghali, para manajer dana besar tidak hanya mengalokasikan ulang sebagian dari portofolionya, tetapi juga memperkuat eksposur mereka ke ETF emas fisik. Ini menunjukkan bahwa ekspektasi kenaikan harga emas dan peran emas sebagai aset safe-haven semakin diterima secara luas.

Lebih jauh, TD Securities menilai bahwa tren ini bisa terus berlanjut. Investor institusional melihat emas bukan hanya sebagai instrumen lindung nilai sementara, tetapi sebagai bagian struktural dari portofolio mereka. Dalam konteks ini, ETF berbasis emas fisik — yang menyimpan emas batangan yang nyata di brankas — menjadi saluran favorit karena transparansi dan kedekatannya dengan logam batangan.

Kunjungi juga : bestprofit futures

Tren Sekuler Pembelian Emas oleh Bank Sentral

Selain minat institusional melalui ETF, TD Securities juga menggarisbawahi bahwa bank sentral tetap menjadi pilar utama dalam permintaan emas jangka panjang. Ghali menyebut bahwa pembelian oleh otoritas moneter kemungkinan akan terus menjadi tren sekuler — yakni perubahan struktural yang berlangsung dalam waktu panjang.

Tren ini sudah terlihat dalam beberapa tahun terakhir, di mana banyak bank sentral memperkuat cadangan emas mereka sebagai bagian dari diversifikasi cadangan devisa. Laporan Gold Demand Trends dari World Gold Council juga mencatat bahwa pembelian bersih oleh bank sentral tetap tinggi, menyiratkan bahwa emas tetap dianggap sebagai aset strategis dalam kebijakan moneter negara-negara. World Gold Council+2World Gold Council+2

Lebih jauh lagi, survei WGC menunjukkan sebagian besar otoritas moneter mengantisipasi penambahan cadangan emas dalam 12 bulan ke depan. Bareksa+1 Ini menjadi sinyal bahwa dukungan struktural terhadap emas tidak bersifat sementara, tetapi bagian dari strategi jangka panjang banyak negara.

Faktor Makro yang Mendukung Reli Emas

Selain dari sisi investasi institusional dan bank sentral, ada sejumlah katalis makro yang memperkuat argumen bull untuk emas:

  1. Ketidakpastian Geopolitik dan EkonomiKetegangan global terus mendorong emas sebagai safe-haven. Dengan situasi makro yang tidak menentu, emas sering dipilih sebagai pelindung nilai.

  2. Ekspektasi Pelonggaran MoneterAda harapan di pasar bahwa beberapa bank sentral, terutama di AS, akan melonggarkan kebijakan moneter. Penurunan suku bunga riil atau kebijakan pelonggaran dapat mengurangi opportunity cost memegang emas, menjadikannya lebih menarik. TD Securities mencatat bahwa ekspektasi suku bunga yang lebih rendah memberi angin bagi penguatan emas jangka menengah. TD Securities

  3. Diversifikasi PortofolioDalam konteks alokasi aset, emas menjadi semakin penting sebagai diversifier. Sejumlah analis menyebut bahwa manajer institusi kini meninjau ulang bobot alokasi mereka, memasukkan emas sebagai bagian dari strategi “barbell” atau diversifikasi risiko. Capital Economics

  4. Pengaruh De-dolarisasiBeberapa negara terus mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS. Emas, sebagai aset non-fiat, menjadi pilihan strategis untuk menyimpan nilai dalam cadangan devisa. TD Securities menyebut bahwa de-dolarisasi dan diversifikasi cadangan menjadi salah satu pendorong pembelian emas oleh bank sentral. TD Securities+1

Risiko dan Potensi Koreksi Jangka Pendek

Meskipun prospek jangka panjang cerah, TD Securities juga memperingatkan kemungkinan koreksi dalam jangka pendek. Dalam laporan risetnya, mereka menyebut bahwa rally cepat emas bisa membuatnya overbought, dan tekanan sistematis dari trend-following fund atau dana algoritmik bisa memicu unwind posisi jika tidak ada katalis pendukung baru. TD Securities

Selain itu, kenaikan suku bunga atau berita ekonomi yang kuat bisa mengecilkan ekspektasi pelonggaran dan meningkatkan imbal hasil obligasi, yang bisa menekan daya tarik emas karena biaya peluang memegangnya naik.

Implikasi bagi Investor

Bagi investor ritel atau institusi yang mempertimbangkan alokasi ke emas, tren saat ini membawa beberapa pertimbangan strategis:

  • ETFs Emas Fisik sebagai Saluran InvestasiKarena banyak institusi besar sudah menggunakan ETF emas fisik, ini bisa menjadi pintu masuk bagi investor yang ingin eksposur ke emas batangan tanpa harus menyimpan logam fisik secara langsung.

  • Alokasi Jangka PanjangMengingat tren sekuler pembelian oleh bank sentral, emas layak dipertimbangkan sebagai bagian dari strategi alokasi jangka panjang, bukan hanya sebagai trading jangka pendek.

  • Manajemen RisikoMeski bullish, investor harus tetap siaga terhadap potensi koreksi. Menetapkan titik masuk, target harga, dan stop-loss bisa membantu memitigasi risiko volatilitas.

  • DiversifikasiEmas dapat digunakan sebagai diversifier terhadap risiko makro, inflasi, dan geopolitik. Alokasinya dalam portofolio bisa disesuaikan dengan profil risiko dan horizon investasi.

Kesimpulan: Emas dalam Jalur Rel Struktural

Penguatan emas di awal sesi Asia mencerminkan lebih dari sekadar reaksi teknikal — ia didorong oleh fundament yang semakin solid. Data 13F dari TD Securities menunjukkan institusi besar semakin percaya pada emas sebagai aset alokasi strategis, sementara bank sentral terus memperkuat pembelian emas sebagai bagian dari cadangan mereka. Ditambah dengan faktor makro seperti ketidakpastian global, ekspektasi pelonggaran moneter, dan de-dolarisasi, emas berada di jalur rel struktural yang bisa menopang tren bullish jangka panjang. Meski ada risiko koreksi, peluang alokasi jangka panjang ke emas tetap sangat menarik.

Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!

 
 
 

Comments


  • Grey Google+ Icon
  • Grey Twitter Icon
  • Grey LinkedIn Icon
  • Grey Facebook Icon

© 2023 by Talking Business.  Proudly created with Wix.com

bottom of page