Bestprofit | Emas Rebound Mendadak, Apa Penyebabnya?
- PT Bestprofit Futures Malang
- 2h
- 4 min read
Bestprofit (17/11) – Setelah dua hari berturut-turut mengalami tekanan, harga emas akhirnya menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Kenaikan tipis harga emas ini muncul seiring dengan perubahan sentimen pasar yang mulai menimbang ulang kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan depan. Sebelumnya, harapan bahwa The Fed akan segera menurunkan biaya pinjaman sempat melemah, yang membuat harga emas sempat tertekan. Artikel ini akan membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas, serta bagaimana sentimen pasar terkait kebijakan The Fed turut memengaruhi komoditas berharga ini.

1. Kenaikan Tipis Harga Emas Setelah Tekanan Dua Hari
Pada perdagangan Senin pagi di Singapura, harga emas tercatat naik sekitar 0,3% ke level $4.097 per ons. Meskipun kenaikan tersebut belum cukup besar, ini merupakan sinyal positif bagi pasar emas yang sebelumnya mengalami penurunan. Selama dua hari berturut-turut, harga emas merosot akibat pesimisme pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed. Namun, dengan adanya perubahan pandangan pasar terhadap kebijakan moneter The Fed, harga emas berhasil bangkit sedikit meski masih dalam kondisi yang cenderung stabil.
Kenaikan harga emas ini bisa jadi dipicu oleh ekspektasi bahwa penurunan suku bunga yang diharapkan oleh sebagian pelaku pasar tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Hal ini diperkirakan akan memberikan ruang bagi harga emas untuk bergerak naik, karena emas seringkali dianggap sebagai aset yang menarik di tengah ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter yang ketat.
2. Sentimen Pasar dan Pandangan Hati-Hati The Fed
Sebagian besar pergerakan harga emas dalam beberapa hari terakhir dipengaruhi oleh perubahan sentimen pasar terhadap kebijakan moneter The Fed. Sebelumnya, banyak investor mengharapkan bahwa The Fed akan segera menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat. Namun, pandangan dari sejumlah pejabat The Fed dalam beberapa hari terakhir telah menunjukkan sikap yang lebih hati-hati terhadap pemangkasan suku bunga.
Pejabat-pejabat The Fed seperti Jeff Schmid dan Susan Collins bahkan secara terbuka menolak pemangkasan suku bunga pada bulan Desember mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa The Fed belum melihat urgensi untuk melakukan pelonggaran moneter dalam waktu dekat, mengingat kondisi inflasi yang mungkin akan melambat lebih lama dari yang diharapkan. Sebagai dampaknya, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga segera meredup, yang turut memengaruhi harga emas.
Selain itu, Raphael Bostic, salah satu pejabat The Fed, juga memilih untuk bersikap menunggu dan melihat perkembangan ekonomi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan terkait suku bunga. Pandangan hati-hati dari para pejabat The Fed ini memunculkan kekhawatiran di pasar bahwa pelonggaran moneter mungkin akan lebih lambat dari yang sebelumnya diperkirakan. Hal ini memberi dampak negatif terhadap harga emas yang sering kali diuntungkan oleh kebijakan pelonggaran moneter.
Kunjungi juga : bestprofit futures
3. Kenaikan Harga Emas Didorong oleh Potensi Likuiditas dari The Fed
Meskipun sentimen pasar sempat dipengaruhi oleh pandangan hati-hati para pejabat The Fed, harga emas mendapat dorongan positif dari ekspektasi bahwa The Fed bisa menambah likuiditas ke pasar keuangan. Salah satu hal yang mendorong pergerakan harga emas adalah perkiraan terbaru dari Barclays yang menunjukkan bahwa bank sentral Amerika Serikat tersebut bisa mulai membeli obligasi Treasury lebih cepat dari jadwal sebelumnya.
Barclays memprediksi bahwa The Fed bisa mulai melakukan pembelian obligasi pada bulan Februari 2025, lebih cepat dari rencana semula. Pembelian obligasi oleh The Fed umumnya dilihat sebagai langkah untuk menambah likuiditas ke pasar keuangan, yang pada gilirannya dapat mendorong harga emas naik. Hal ini terjadi karena pembelian obligasi oleh The Fed akan memberikan dampak langsung terhadap kondisi keuangan global, dan pelonggaran kondisi tersebut cenderung membuat aset-aset seperti emas menjadi lebih menarik.
Emas sering kali dipandang sebagai aset yang aman (safe haven) dalam situasi ketidakpastian ekonomi. Ketika likuiditas pasar meningkat, dan suku bunga tetap rendah atau bahkan diturunkan, investor cenderung beralih ke emas sebagai pelindung nilai terhadap inflasi atau ketidakpastian ekonomi.
4. Perkembangan Harga Perak, Paladium, dan Platinum
Meskipun harga emas mengalami kenaikan, tidak semua komoditas logam mulia mengikuti tren serupa. Harga perak ikut menguat bersamaan dengan harga emas, mencatatkan kenaikan yang relatif stabil. Namun, paladium dan platinum bergerak mendatar pada perdagangan yang sama. Perbedaan pergerakan harga antar logam mulia ini mengindikasikan bahwa meskipun ada potensi kenaikan harga emas, faktor-faktor yang memengaruhi harga logam mulia lainnya bisa berbeda.
Harga perak, sebagai logam mulia yang sering diperdagangkan bersama emas, cenderung mengikuti pergerakan harga emas. Namun, perak memiliki karakteristik yang sedikit berbeda, salah satunya karena digunakan dalam berbagai industri seperti elektronik dan energi terbarukan. Dengan demikian, permintaan industri terhadap perak juga menjadi faktor penting dalam menentukan harga perak, yang terkadang bisa lebih volatile daripada harga emas.
Sementara itu, harga paladium dan platinum, yang sebagian besar digunakan dalam industri otomotif (untuk katalis kendaraan), tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan kebijakan moneter The Fed secara langsung. Harga kedua logam ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lebih spesifik terkait permintaan industri dan inovasi teknologi, yang menyebabkan pergerakan harga mereka lebih terisolasi dari fluktuasi pasar emas.
5. Kesimpulan: Pasar Emas Masih Sensitif terhadap Kebijakan The Fed
Kenaikan harga emas yang tipis ini menunjukkan bahwa pasar emas masih sangat sensitif terhadap kebijakan The Fed dan perkembangan ekonomi global. Meskipun harga emas sempat tertekan oleh pandangan hati-hati dari pejabat The Fed, ekspektasi akan penambahan likuiditas ke pasar keuangan memberikan dorongan bagi harga emas untuk kembali bergerak naik.
Namun, pasar tetap waspada terhadap perubahan lebih lanjut dalam kebijakan moneter The Fed. Jika The Fed memutuskan untuk lebih cepat menambah likuiditas melalui pembelian obligasi atau menunda pemangkasan suku bunga, harga emas bisa mendapatkan dorongan lebih lanjut. Sebaliknya, jika The Fed mengonfirmasi bahwa penurunan suku bunga masih jauh dari kenyataan, maka harga emas berpotensi kembali terkoreksi.
Pada akhirnya, pasar emas masih berada dalam ketidakpastian yang besar, dengan fluktuasi harga yang dipengaruhi oleh dinamika kebijakan moneter dan kondisi ekonomi global. Pelaku pasar akan terus memantau setiap langkah yang diambil oleh The Fed, yang akan menjadi faktor kunci dalam menentukan arah pergerakan harga emas di masa depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!








Comments