Bestprofit | Emas Melemah, Optimisme Perdagangan Meningkat
- PT Bestprofit Futures Malang
- 8 hours ago
- 4 min read
Bestprofit (25/7) – Pada hari Kamis (25 Juli), harga emas mengalami penurunan untuk sesi kedua berturut-turut. Penurunan ini terjadi di tengah tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan global yang pada gilirannya mengurangi permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Harga emas spot tercatat turun 0,5%, mencapai $3.370,69 per ons pada pukul 13.45 ET (17.45 GMT), sedangkan harga emas berjangka AS ditutup lebih rendah 0,7%, yakni di $3.373,5.

Keputusan pasar yang optimistis terhadap perjanjian perdagangan antara AS dan negara-negara lain, terutama Jepang dan Uni Eropa, berperan besar dalam penurunan ini. Hal ini diperparah oleh sentimen positif yang mengarah pada penguatan ekuitas dan volatilitas yang lebih rendah, yang membuat daya tarik emas sebagai instrumen investasi menurun.
Faktor Utama Penyebab Penurunan Harga Emas
1. Meredanya Ketegangan Perdagangan Global
Harga emas cenderung menguat saat ada ketegangan atau ketidakpastian ekonomi dan politik. Namun, dengan adanya tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan global, permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven menurun. Pasar menganggap adanya kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan yang lebih luas, seperti antara AS dengan Jepang dan Uni Eropa, sebagai indikator berkurangnya risiko global.
Aakash Doshi, seorang analis dari State Street Investment Management, menjelaskan bahwa optimisme pasar terhadap kemungkinan tercapainya kesepakatan perdagangan dengan AS dan Jepang, serta potensi perjanjian dengan Uni Eropa, membuat investor lebih tertarik pada aset-aset yang lebih berisiko, seperti saham. Hal ini secara langsung mengurangi permintaan terhadap emas.
Kunjungi juga : bestprofit futures
2. Kekuatan Ekuitas dan Volatilitas yang Rendah
Selain faktor perdagangan, faktor lain yang juga berkontribusi pada penurunan harga emas adalah kekuatan pasar ekuitas dan volatilitas yang rendah. Saat pasar saham berada dalam kondisi yang positif dan stabil, investor lebih cenderung untuk menanamkan dananya di instrumen investasi berisiko lebih tinggi, seperti saham, dibandingkan dengan emas yang dikenal sebagai instrumen pelindung nilai.
Selain itu, volatilitas yang rendah di pasar juga mengurangi daya tarik emas, yang lebih sering digunakan sebagai pelindung nilai saat terjadi ketidakpastian ekonomi atau geopolitis. Tanpa adanya ancaman signifikan yang dapat mengguncang pasar, harga emas tidak mampu mempertahankan level tertingginya.
Kemajuan Kesepakatan Perdagangan AS dan Uni Eropa
Salah satu faktor yang memperburuk sentimen pasar terhadap emas adalah kemajuan yang signifikan dalam negosiasi kesepakatan perdagangan antara AS dan Uni Eropa. Pemerintah AS tengah mempersiapkan perjanjian yang berpotensi mengurangi tarif impor barang-barang dari Uni Eropa. Tarik menarik mengenai tarif tersebut, yang diperkirakan akan dikenakan 15% untuk beberapa barang dari Uni Eropa, juga mencakup potensi pengecualian, memberikan optimisme baru terhadap kondisi perdagangan global.
Menurut Doshi, perkembangan positif ini, terutama dengan adanya perjanjian dengan Jepang yang baru saja diumumkan, mengurangi ketegangan perdagangan yang sebelumnya membebani sentimen pasar. Dalam kondisi ini, emas kehilangan daya tariknya karena perasaan pasar yang lebih optimis terhadap potensi kesepakatan perdagangan yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi global.
Kunjungan Presiden Trump ke Federal Reserve: Mengancam Indepedensi Bank Sentral?
Langkah mengejutkan Presiden AS Donald Trump untuk mengunjungi Federal Reserve (Fed) juga menjadi faktor yang menambah ketidakpastian pada prospek kebijakan ekonomi AS. Selama beberapa waktu terakhir, Trump secara terbuka mengkritik Ketua Fed Jerome Powell karena tidak memangkas suku bunga lebih agresif untuk mendukung perekonomian. Jika Trump terus mendesak Fed untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut, ini bisa menciptakan ketidakpastian di pasar.
Meskipun demikian, langkah semacam itu juga dapat mendukung harga emas dalam jangka menengah hingga panjang. Doshi menambahkan bahwa potensi intervensi terhadap independensi Fed, jika terjadi, akan memberikan sentimen yang lebih mendukung terhadap emas. Sebagai aset safe haven, emas cenderung menguntungkan ketika kebijakan moneter tidak stabil atau independensi bank sentral dipertanyakan.
Suku Bunga dan Proyeksi Penurunan Suku Bunga oleh The Fed
Meskipun ada perkembangan positif dalam kesepakatan perdagangan dan pasar ekuitas yang kuat, banyak investor masih memperhatikan langkah The Fed terkait suku bunga. Saat ini, pasar memperkirakan bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan mendatang yang dijadwalkan pada 29-30 Juli. Namun, pasar terus memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September.
Dalam kondisi suku bunga rendah, emas cenderung memiliki daya tarik lebih besar. Sebab, suku bunga yang lebih rendah membuat biaya peluang untuk memegang emas lebih murah, sementara return dari instrumen investasi lainnya menjadi lebih rendah. Oleh karena itu, meskipun ada optimisme terkait perdagangan dan pasar saham yang kuat, prospek suku bunga yang rendah tetap memberikan dukungan bagi harga emas dalam jangka panjang.
Data Tenaga Kerja AS: Klaim Pengangguran yang Menurun
Di sisi lain, data pasar tenaga kerja AS juga memberikan gambaran yang menarik. Klaim pengangguran AS mengalami penurunan yang tak terduga minggu lalu, yang menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap stabil meskipun ada perlambatan dalam perekrutan. Meskipun penurunan klaim pengangguran mencerminkan kondisi pasar kerja yang kuat, perbaikan yang lebih lambat dalam penciptaan lapangan kerja bisa menambah tantangan bagi individu yang sedang mencari pekerjaan.
Dalam konteks ini, emas sebagai aset safe haven tetap relevan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi. Meski harga emas turun saat ini, potensi risiko jangka panjang seperti ketidakstabilan pasar tenaga kerja atau masalah ekonomi lainnya tetap menjadi pendorong utama untuk permintaan emas di masa depan.
Pergerakan Harga Logam Lain: Perak, Paladium, dan Platinum
Selain emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami penurunan. Harga perak spot turun 0,7%, menjadi $39,02 per ons. Paladium, yang sempat menunjukkan performa yang mengesankan pada awal tahun, juga turun 3,5% menjadi $1.234 per ons. Sementara itu, harga platinum turun 0,5% menjadi $1.405,15 per ons.
Penurunan harga logam-logam ini mencerminkan dampak sentimen positif terhadap pasar yang lebih berisiko, yang mengurangi minat terhadap logam mulia sebagai pelindung nilai. Ini sejalan dengan tren harga emas yang turun, di mana logam mulia lainnya juga merasakan dampak dari pergerakan pasar yang optimistis.
Kesimpulan: Proyeksi Harga Emas ke Depan
Meskipun harga emas mengalami penurunan pada hari Kamis, faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas sangat dinamis. Kemajuan kesepakatan perdagangan global, potensi penurunan suku bunga, dan kondisi pasar tenaga kerja AS merupakan faktor yang akan terus mempengaruhi pergerakan harga emas.
Secara keseluruhan, meskipun emas mungkin tidak mengalami lonjakan harga dalam waktu dekat, ketidakpastian ekonomi dan kebijakan moneter yang lebih longgar dari The Fed tetap menjadi faktor pendukung bagi emas. Investor yang mencari perlindungan nilai terhadap ketidakpastian ekonomi kemungkinan akan terus melihat emas sebagai instrumen investasi yang relevan di masa depan.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!
Comments